( rute riding saya dalam jelajah banten)
Mengendarai vespa memiliki keistimewaan tersendiri buat saya, serasa klop dengan dunia saya yang suka dengan tantangan, mencoba hal-hal baru, mengobati apa yang tidak selesai dengan rutinitas. Bisa riding ketempat-tempat wisata yang masih eksotis yang jarang dikunjungi oleh para traveler karena moda transportasi yang jarang menuju kesana, tapi tidak dengan vespa yang banyak akalnya, hehe.. Tentu yang utama menambah sejuta sodara, karena budaya vespa sudah begitu adanya, tiap kali berpas-pasan dengan vespa lain akan saling menyapa, saling tiin tiin..!! melempar senyum, tanda ikatan vespa yang sudah menjadi tradisi, semacam kesepakatan emosional bersama, ketika memiliki vespa maka kita akan menjadi pribadi yang humanis dan ramah. Sesuai dengan jiwa vespa yang sweet, sellow and nice. Aseeek..
( break dulu sambil foto2.. hehe)
Saya ingin berbagi cerita tentang riding saya menjelajah pesisir banten selatan, mengeksplore tempat-tempat terbaik yang ada dipesisir banten sebagai bagian dari refleksi cinta tanah air, ingin lebih dekat dengan alamnya, penduduknya, juga aspalnya, karena tiap jengkal tanah air indonesia adalah surga dengan segala eksotismenya untuk itu saya naik vespa. Ini merupakan riding ketiga saya setelah riding perdana bersama komunitas modern vespa ( move_ina_chapter Tangsel) ke telaga sarangan Jawa Timur lalu lanjut ke kota Malang dan finish di Bali. Setelah itu saya keracunan riding, merasakan sensasi yang belum pernah saya dapatkan sebelumnya dari perjalanan backpacker ketika menjadi traveler, seperti kata Syahrini “im feel free’ wkakakakakk.. jadi ingin lagi, lagi dan lagi..
( istirahat sambil menunggu sarapan pagi ditepi pantai )
Explore Banten kali ini saya ditemani Dimas bangun dan Exmil, bertiga dengan dua vespa. Karena temanya explore Banten maka equipment atau perlengkapan yang dibawa harus menyesuaikan layaknya penjelajah umumnya, seperti tenda, alat masak, obat-obatan, alat penerangan juga perlengkapan pribadi yang diperlukan. Karena kami bertiga termasuk pengacara alias pengangguran banyak acara, maka kami bebas memilih waktu yang tepat untuk perjalanan kali ini. Libur lebaran Iedul Fitri +7 tepat tanggal 2 Agustus 2014 waktu yang dipilih dengan rencana trip 4 hari 3 malam. Meeting point di pamulang (Tangsel) kami memilih route keberangkatan melewati bogor- ciawi- cicurug- parung kuda- cibadak- pelabuhan ratu lalu sampai ke spot pertama desa sawarna kecamatan bayah kabupaten Lebak provinsi Banten. Perjalanan kami tempuh dengan waktu 8 jam dengan beberapa kali istirahat dijalan karena ingin enjoy riding, santai aja hari esok masih ada.. wkekekkk..
( pemandangan dari atas bukit pantai sawarna, amazing bray..)
( jalan menuju desa sawarna, terjal tapi asik )
Bayah adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia. Bayah dahulu terkenal dengan salah satu tempat penambangan batubara. Untuk mengangkut batubara ini pada zaman penjajahan Jepang dibangun jalan kereta api dari Saketi ke Bayah yang berjarak sekitar 90 km. Pembangunan jalan kereta ini konon mengorbankan jiwa sekitar 93.000 orang romusha pribumi asli indonesia. Di Bayah juga pernah tinggal salah seorang tokoh pemikir republik yaitu Tan Malaka yang menyamar dengan nama Iljas Husein atau Ibrahim Husein dan berperan besar dalam membantu para romusha. Sampai saat ini masih bisa kita jumpai sisa peninggalannya berupa tugu Tan Malaka di Bayah Selatan, meski kondisinya tidak terawat dengan baik karena banyak ditumbuhi rumput/ilalang disekitarnya.
( best view, memandang garis pantai pesisir banten)
Letaknya yang berada di pesisir selatan pulau jawa banyak menawarkan destinasi wisata menarik seperti; pantai Bayah, pantai Pulomanuk, pantai Sawarna, pantai karang Taraje, pantai tanjung Karang serta masih banyak pantai lainnya serta goa-goa peninggalan jaman jepang. Sangat direkomendasikan buat para riders ataupun traveler untuk liburan alternatif sambil mengenal tanah air indonesia lebih dekat. Untuk kondisi jalan sendiri aman untuk kendaraan roda dua, hanya terdapat jalan rusak dan berlubang ketika ingin masuk ke desa sawarna, selebihnya aspal dan beton meski ada lubang sedikit, safety riding aja.
( Jalanan beraspal diapit sawah yang sudah panen, menambah kesan petualang )
Kami memilih membuka tenda dipasir putih pantai sawarna, menginap dua malam disini cukup mengembalikan energi yang terkuras guna perjalanan selanjutnya ke Ujung Kulon. Saran saya jangan datang pada saat musim liburan, pantainya mirip cendol padat sekali susah cari spot yang asik buat menyepi, selebihnya pesona sawarna memang tidak pernah pudar.
( hari libur pantai sawarna padat, tapi tidak mengurangi esensi liburan)
( Tidur dalam tenda serasa dihotel bintang ****, wkwkkk)
( pantai sawarna, surga para surfers )
( Suasana sunset dipantai sawarna, peace full.)
(Tanah surga yang jatuh dari langit, banyak tersebar ditanah air indonesia.. so be close to heaven)
Hari ke-3, matahari masih samar-samar muncul dari ufuk timur kami sudah berkemas bersiap menuju ujung kulon, dengan route bayah-malingping-cikesik-cibaliung- cimanggu-kp sumur-ujung kulon. Tracknya melewati pinggil laut, tebing, naik turun bukit, jembatan, sangat menantang nyali para riders. Jam 7 pagi kami sudah meninggalkan desa sawarna melewati bayah menuju pom bensin terdekat. Bagi para riders yang kendaraannya berbahan bakar pertamax siap-siap untuk turun kasta mengisi premium karena pom bensin satu-satunya dibayah tidak menyediakan pertamax, jadilah vespa kami minum subsidi pemerintah tapi tidak mengurangi performa vespa dalam penjelajahan.
(Matarhari terbit didesa sawarna, damai..)
(Bersiap menuju ujung kulon, terima kasih sawarna..)
(Melewati jembatan goyang keluar dari desa sawarna. asik asik joss. wkwkk)
Jalan sepanjang malingping pemandangannya sangat indah, melewati pesisir pantai sedikit masuk hutan lalu keluar ketemu pantai lagi, jalan berkelok penuh dengan tikungan, menguras energi menguji stamina dalam berkendara. Jika sudah terbiasa kita akan merasakan nikmatnya riding dengan medan seperti ini, menantang kita untuk tetap fokus dan aman dalam berkendara sambil menikmati pemandangan dan melihat aktifitas warga yang tinggal dipedalaman, sungguh istimewa.
(Break point dipantai malingping, spot bagus buat istirahat.)
(jalan berkelok dengan track panjang, menguji stamina para riders)
Tepat tengah hari kami tiba di cibaliung, mengisi bahan bakar yang sudah tiris di pom bensin terakhir sebelum masuk ke kampung sumur dua menuju ujung kulon. Lagi-lagi only premium, but is not big deal, gass terus.. Ini pertama kalinya saya mengunjungi ujung kulon daratan wilayah paling barat pulau jawa dengan naik vespa. Disepanjang jalan orang-orang selalu menatap kearah kami, mungkin terpesona melihat vespa masuk desa dengan medan seperti ini, justru menambah semangat kami untuk cepat sampai tujuan.
( Salam 3 jari.. persatuan indonesia)
(Pantai malingping)
( vespa masuk desa, asooy.. wkwkk)
Setelah istirahat makan siang di cimanggu kami tiba di kp sumur dua yang masuk dalam taman nasional ujung kulon daratan, karena ujung kulon tempat habitat hewan liar yang dilindungi seperti badak jawa bercula satu ada di kampung sumur satu tepatnya di pulau cipecang mesti nyebrang lagi untuk menuju kesana.
(Selamat datang diujung kulon, tugu taman nasional.)
( Patung badak jawa yang menjadi trade mark ujung kulon)
Ujung Kulon “Teluk-teluk yang indah dan nyaman, tanah yang subur.. kaya akan kayu bagi pembuatan kapal, keadaannya yang sangat baik bagi perniagaan, calon bagi Singapura baru. Begitu kata-kata yang tertulis pada catatan harian para botanis Belanda di Semenanjung Ujung Kulon sekitar 183 tahun silam. Walaupun ada rekomendasi untuk menjadikan kawasan tersebut sebagai sentra bisnis masa depan, pembangunan menuju ke arah tersebut seperti mimpi saja. Ya!, kawasan ini sempat diguncang kekuatan alam yang maha dasyat, ledakan gunung krakatau sempat meratakan pesisir semenanjung ujung kulon meski tidak berlangsung lama dengan tumbuhnya habitat baru, pohon-pohon baru yang lebih rimbun dengan vegetasi dan fauna yang beragam menjadikan ujung kulon sebagai warisan cagar alam dunia yang dilindungi (Unesco)
( Susur pantai selatan banten, menantang andrenalin..)
(Pantai sumur 2 ujung kulon, langit dan lautnya masih perawan bro..)
Perjalanan kami berhenti di kp sumur dua, jalan menuju kp legon pakis ujung paling barat pulau jawa masih sangat terjal dan berbatu, hanya kendaraan off road yang bisa melintas, meski jika dipaksakan kami yakin sampai tapi urung kami lakukan, bersyukur kami sudah sampai dititik ini dalam keadaan sehat, dikawasan taman nasional ujung kulon. Karena hari sudah sore dan cuaca sedikit mendung kami putuskan untuk mencari penginapan, akhirnya dapat di Ciputih Beach Resort perkamar Rp 425.000 dengan fasilitas sekelas hotel bintang ***.
(pantai sumur 2, sambil joging pagi berasa nyasar di maldives. wkwkkk)
Perjalanan
dari desa sawarna menuju ujung kulon menghabiskan waktu 7 jam, dengan
kondisi jalan sedikit rusak ketika melintas malingping dan masuk di
cikesik tapi selebihnya beraspal dan jalan beton.
Hari
ke empat, pukul 12 siang kami chek out dari resort, setelah leyeh-leyeh
menghabiskan waktu dipantai dan berendam dikolam renang cukup
menambah stamina untuk perjalan pulang melewati route perkotaan, sumur
dua – cimanggu - tanjung lesung – labuan – kota pandeglang – kota serang
– cikande – kab. Tangerang – lalu sampai dipamulang jam 10 malam.
Perjalanan pulang menghabiskan waktu 9 jam, sudah termasuk istirahat
satu jam sambil menyantap buah duren khas pandeglang. Alhamdulilah
perjalanan lancar, vespa tidak ada kendala dan kami tiba dirumah dengan
aman. Terima kasih Banten sudah wellcome dengan kami, semoga riding dan
trip selanjutnya selalu diberikan kemudahan, selamat dalam kebahagiaan,
amin.
( Relax dulu sebelum pulang, amanlah..)
See u next trip.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar